Belajar Ikebana (Part 1)

Halo :)
Kali ini saya mau berbagi sedikit pengalaman belajar ikebana *padahal baru ikut dua pertemuan*

Pertama-tama, apa sih ikebana itu?
Ikebana merupakan seni merangkai bunga dari Jepang. Seni ini tidak hanya sekedar merangkai bunga saja, tetapi ada filosofi juga di baliknya. Apa saja filosofinya? Ya saya sendiri masih belajar jadi kalau ada ilmu baru akan saya bagikan. Ikebana sendiri berawal dari Kyoto (ikenobo).

Terdapat tiga jenis gaya rangkaian bunga di ikebana, yaitu rikka, shoka, dan jiyuka. Rikka merupakan gaya rangkaian bunga yang formal, biasanya digunakan di kuil untuk upacara keagamaan dan ditandai dengan bentuk rangkaiannya yang tegak. Shoka merupakan gaya rangkaian yang tidak terlalu formal dan ditandai dengan bentuk vas yang melebar. Sedangkan jiyuka merupakan gaya rangkaian yang termasuk baru dan bersifat free-style.

Untuk melakukan ikebana, dibutuhkan beberapa alat dan bahan. Tanaman dan air merupakan bahan wajib. Selanjutnya ada vas, gunting tanaman (hasami), dan kenzan. Kenzan merupakan alat dudukan untuk menancapkan tanaman dan menurut saya merupakan the secret tool in ikebana haha. Soalnya dari dulu saya aslinya penasaran kok bisa bunga ikebana berdiri dengan cantik padahal nggak ditopang oleh vas, oh ternyata karena pakai kenzan. Dan kenzan ini merupakan suatu benda yang baru saya lihat waktu ikut kelas ikebana. Maksud saya, dia nggak umum ditemukan di Indonesia, padahal saya termasuk orang yang lumayan sering mampir toko tanaman hmm...

Oke, sekarang kita mulai. Saya anggap kita sudah tahu mau merangkai bunganya menjadi bentuk yang seperti apa.

1) Masukkan kenzan ke dalam vas lalu tuangkan air ke dalam vas sampai airnya sedikit melebihi duri-duri kenzan. Filosofinya? Entah ya ._. Mungkin untuk memastikan agar tanaman benar-benar terendam air sehingga tidak mudah layu karena kekurangan air.

2) Potong ranting dan tangkai bunga secara menyamping (hasil potongannya tidak mendatar) lalu tancapkan pada kenzan sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Awalnya saya kira potongannya harus menyamping agar mudah ditancapkan ke kenzan, tapi setelah saya googling ternyata katanya kalau tanaman dipotong secara menyamping, dia akan lebih tidak mudah layu.

3) Pastikan bahwa tidak ada daun yang terendam air. Awalnya saya kira itu karena daun yang terendam air akan mudah busuk dan menimbulkan bau tidak enak. Tetapi setelah saya googling (lagi), ternyata air yang terendam daun itu sudah tidak "sehat" buat tanaman karena mengandung CO2 (tanaman bernafas lewat daun) sehingga membuat tanaman cepat layu. Wah...

4) Selalu cek, jangan sampai air di dalam vas tidak merendam kenzan.

5) Kalau mau melepas rangkaian bunga, lakukan dari yang paling terakhir dipasang agar hana (bunga) nya tidak "sakit" (lucu banget :3)

6) Karangan bunga ikebana sebaiknya ditaruh di tempat umum. Karena kalau ditaruh di tempat umum maka akan banyak orang yang melihat dan banyak orang yang ikut senang sehingga hana nya juga ikut senang :') *Pesan Sensei yang ini belum saya lakukan hahaha karena saya nggak se-pede itu menaruh hasil karya saya di tempat umum haha*

Berikut merupakan hasil rangkaian bunga saya, Jiyuka style. *Mohon maaf kalau kesannya beda banget antara yang saya rangkai di tempat Sensei dengan yang saya rangkai di tempat saya sendiri haha. The vase really mattered ternyata hmm..*
  • Tema : Christmas (Pertemuan 1 - 30 November 2017)
Bentuknya seperti pohon natal kan ya? :3





  • Tema : New Year (Pertemuan 2 - 16 Desember 2017)
Yang ini masih agak membingungkan kok bisa temanya gitu hmmm.. Tapi kata Sensei, itu karena tanaman yang daun-daun hijau itu dia selalu hijau sepanjang tahun, nggak gugur atau berubah warna di musim gugur atau musim salju. Jadi diharapkan bahwa tahun depan kita juga akan penuh berkah dan kesejahteraan sepanjang tahun. So sweet astaga :')





Okeee sekian dari saya untuk sementara ini. Untuk pertemuan selanjutnya akan saya ceritakan di post lain~ *kalau sudah ikut* :D

Comments

Popular posts from this blog

Sekilas Mengenai Beasiswa PMDSU

Jalan-jalan ke Kyoto dan Osaka