"August" - Taylor Swift
But I can see us lost in the memory
August slipped away into a moment in time
'Cause it was never mine
And I can see us twisted in bedsheets
August sipped away like a bottle of wine
'Cause you were never mine
Secuplik pemikiran saya tentang lagu "August" (Taylor Swift)
Ketika saya pertama mendengarkan lagu-lagu yang ada di album Folklore, lagu "August" ini langsung menjadi favorit saya. Liriknya tentang "loving people we can't have", dan meskipun klise, ini salah satu topik lagu galau yang populer. Saya suka karena vibes lagunya cocok sekali dengan perasaan tersebut, dan (seperti biasa), Taylor Swift selalu menyajikan diksi yang luar biasa dalam lagu-lagu yang ditulisnya.
Lagu ini ditulis dari sudut pandang seorang perempuan yang benar-benar tulus mencintai seorang lelaki, tetapi cintanya bertepuk sebelah tangan. Sekeras apapun dia berusaha dan menunjukkan ketulusannya, laki-laki itu tidak akan pernah menjadi miliknya. Itu yang saya tangkap ketika pertama kali mendengar lagu ini.
Tetapi kemudian muncul revelation, bahwa ternyata lagu "August" ini merupakan satu dari trilogi kisah fiksi cinta segitiga by Taylor Swift yang dimunculkan pada lagu "Cardigan" - "Betty" - "August"; semunya adalah lagu-lagu pada album "Folklore". Trilogi tersebut menceritakan seorang perempuan bernama Betty, yang pacarnya (James) berselingkuh dengan perempuan di POV lagu "August".
Lagu "Cardigan" merupakan POV dari Betty bertahun-tahun kemudian ketika dia mengenang hubungannya dulu dengan James. Apakah Betty dan James berbaikan setelah kejadian perselingkuhan tersebut, tidak tersirat pada lagu manapun. Meskipun dalam suatu wawancara, Taylor Swift menyatakan bahwa ia menyukai ide bahwa Betty dan James berbaikan [1]. Saya sangat menyukai lirik lagu "Cardigan", yang menceritakan tentang seseorang yang membuatmu merasa berharga ketika kamu berada di titik terendah. Namun, lagu ini juga menceritakan tentang hubungan (di masa lalu?) yang (menurut saya) toxic, terutama pada lirik bagian bridge dan seterusnya. Setelah mengetahui latar belakang lagu ini, bahwa lagu ini ditulis dari POV Betty dan bagaimana kisahnya, saya jadi paham bahwa seseorang yang sangat berharga bagi kita, apabila berkhianat, bekasnya akan tetap ada sampai bertahun-tahun kemudian, meskipun kita sudah memaafkannya. Dari situ saya bertanya-tanya apakah James, yang membuat Betty merasa berharga ("put me on and said I was your favorite"), juga termasuk orang / faktor yang membuat Betty berada pada titik terendahnya ("an old cardigan under someone's bed") ?
Lagu "Betty" merupakan POV James ketika Betty tahu bahwa ia berselingkuh dan kemudian mereka putus. Lagu "Betty" berisi tentang kekalutan pikiran James mengenai bagaimana cara agar ia bisa berbaikan dengan Betty. Menurut pendapat saya, di sini Taylor Swift benar-benar menunjukkan kejeniusannya karena dia bisa menuliskan lirik dari POV seorang laki-laki dengan (sangat) baik. Silahkan kalian membaca sendiri lirik lagu "Betty", dan rasakan sendiri rasa jengkel dengan semua pembenaran yang dia (James) berikan atas perselingkuhannya. Wkwkwkwk...
Kembali ke lagu "August".
Lagu ini ditulis dari POV seorang pelakor (wkwkwkwk) yang mari kita sebut sebagai "Augustine". Tapiii... lagu ini tidak seperti bayangan kita tentang bagaimana seharusnya seorang pelakor itu. Karena perselingkuhan itu adalah sesuatu yang salah dan menjijikkan, dan berat sekali untuk mengakui bahwa orang yang kita percaya mengkhinati kita, maka jauh lebih mudah untuk melekatkan semua kesalahan kepada pihak pelakor. Dari situlah muncul imej bahwa pelakor itu pasti seorang penggoda (genit?), licik, dsb.
Tapi Taylor Swift membawa kita pada realita. Bahwa Augustine tidak lebih dari perempuan pada umumnya: bisa jatuh cinta, bisa melakukan kesalahan. Bahwa perselingkuhan terjadi karena kesalahan (dan upaya aktif) dari kedua belah pihak. Bahwa suatu hubungan, meski itu perselingkuhan, bisa saja dilandasi oleh perasaan yang tulus (meski hanya dari satu pihak). Bahwa mencintai seseorang yang hanya menjadikan kita pelarian, hanya akan berujung pada sakit hati.
So much for summer love and saying "us"
'Cause you weren't mine to lose
Mengetahui kisah di balik lagu "August", membuat perasaan saya jadi conflicted. Di satu sisi, saya merasa jijik dengan pelakor, di sisi yang lain, seperti kesan pertama saya terhadap lagu ini, Augustine adalah sosok yang patut dikasihani. Cintanya tulus; dia telah berusaha keras; tapi semua sia-sia.
Back when we were still changin' for the better
Wanting was enough
For me, it was enough
To live for the hope of it all
Cancel plans just in case you'd call
And say, "Meet me behind the mall"
Pada kasus lain, mungkin saya akan mengatakan bahwa itu karma karena telah menyakiti hati perempuan lain (Betty). Tapi tidak bisa. Taylor Swift dengan sangat sukses membuat kita menyadari bahwa Augustine juga manusia yang punya perasaan, punya harapan, yang menginginkan kebahagiaan. Dan dengan sukses pula, Taylor Swift menggiring kita untuk (mulai) "melihat" pihak yang memang mengkhianati komitmen: James. Sebagaimana yang tertera di lirik "August", James memang bersikap sangat aktif dalam perselingkuhan tersebut. Sementara Augustine adalah pihak yang menunggu-nunggu kode dari James; dan inilah yang menjadikannya patut dikasihani. Menunggu sesuatu yang tidak pasti itu tidak menyenangkan. Dan saya rasa, setelah perasaannya menghilang, Augustine akan (atau malah sudah) menyesal mengapa dia se-bucin itu kepada seorang lelaki yang tidak membalas perasaannya. Hehe..
Tak bisa dipungkiri, Taylor Swift memang sangat konsisten dengan pesannya mengenai women support women. Dia berusaha menghadirkan cerita dari sudut pandang seorang perempuan yang seringkali kita jadikan "public enemy". Augustine juga seorang perempuan, sama seperti Betty dan juga perempuan-perempuan lainnya. Kita boleh marah dan membenci tindakannya, tapi jangan sampai hal itu membutakan kita akan kebenaran. Bahwa perselingkuhan terjadi karena kesalahan dari dua belah pihak.
Comments
Post a Comment