Japanese's New Year Party

Halo :)

Alhamdulillah, memasuki tahun 2018, saya mendapat kesempatan untuk mengikuti dua pesta tahun baru selama berada di Jepang. Pesta pertama diadakan oleh lab tempat saya melakukan penelitian pada tanggal 19 Desember 2017, yang disebut bonenkai. Bonenkai ini merupakan pesta akhir tahun yang bertujuan untuk melupakan semua permasalahan yang terjadi pada tahun tersebut dan menyambut tahun baru dengan harapan baik.

Pesta akhir tahun tapi kok diadakan di pertengahan Desember?

Huhu.. Ya kebetulan tanggal 26 Desember 2017 sudah mulai liburan musim dingin sampai tanggal 8 Januari 2018. Dan lab saya ini terdiri dari sekitar 20 orang mahasiswa, jadi agak sulit mencari jadwal kosong untuk semua orang. Terpilihlah tanggal 19 itu. Lalu untuk pestanya sendiri, lab saya ternyata biasanya memasak nabe di lab atau pergi ke suatu restoran untuk bonenkai. Tetapi karena tahun ini ada tambahan mahasiswa muslim di lab (total 4 orang) sementara menu yang halal di restoran tersebut katanya kurang sebanding dengan harganya, dan karena tahun ini separuh mahasiswa di lab berasal dari cina, maka diadakan voting untuk tempat pesta : 1) Memasak nabe di lab (kami sendiri yang menyiapkan alat dan bahannya, 2) Pergi ke restoran nabe (bukan restoran langganan lab yang biasanya), dan 3) Pergi ke restoran masakan cina. Dan hasilnya adalah untuk bonenkai kami akan pergi ke restoran nabe. Yeeey!

Oh ya, nabe itu adalah masakan yang direbus. Semacam sop begitulah. Dan setiap negara sepertinya punya "nabe" mereka masing-masing. Kalau guyonan Sensei saya, sepertinya orang-orang jaman dulu mencoba memasak pertama kali dengan mencemplungkan bahan makanan ke air mendidih. Hmm... Bisa jadi. Terus karena hasilnya enak akhirnya diteruskan jadi segala macam jenis sop ini yak.

Jadi pada tanggal 19 sekitar pukul setengah 7 malam, kami beramai-ramai pergi ke restoran nabe menggunakan mobil teman-teman yang membawa mobil, termasuk mobil Sensei juga haha. Daaan kami disambut dengan makanan yang telah ditata rapi :') Wah, ternyata ada sashimi juga.

Beginilah penampakannya..

 Porsi satu orang :') *belum termasuk nabe*

Nabe

Sashimi

Tempat naruh hashi (sumpit) nya aja lucu banget astaga :')))

Kebetulan senpai saya ada yang suka nge-vlog ahahaha jadi beliau memvideokan acara bonenkai ini, berikut link nya bonenkai: party akhir tahun makan-makan di warungnya jepang *warung jare* :v

Oke, pesta tahun baru yang kedua tanggal 3 Januari 2018. Tetangga kamar sebelah saya di asrama, sebut saja Melati *hahaha*, kebetulan juga orang Indonesia. Melati adalah mahasiswa S1 di Universitas Brawijaya (UB), Malang, yang sedang melakukan penelitian selama setahun di School of Education, Hiroshima University. Melati punya kenalan seorang kakek yang merupakan mahasiswa di Graduate School of Education dan kebetulan dulu pernah mengajar di UB juga. Kakek tersebut mengundang Melati untuk datang ke rumah beliau untuk makan-makan (?) tahun baru dan beliau mempersilahkan apabila Melati juga hendak mengajak teman-temannya yang dari Indonesia. Jadi Melati mengajak saya dan Mawar untuk datang ke rumah Kakek setelah kami bertiga pulang dari berjalan-jalan ke Kyoto dan Osaka *lain cerita* :D

Sebelumnya, Kakek mengatakan pada Melati bahwa beliau hendak mengirimkan kartu ucapan selamat tahun baru (nengajo) pada kami bertiga. Jadi pada tanggal 26 Desember kami juga mengirimkan nengajo ke Kakek, pakai kartu ucapan yang sudah jadi dan dijual di kantor pos, jadi kami tinggal menulis nama dan alamat penerima serta pengirim saja *itupun saya minta tolong dituliskan oleh Melati karena nggak bisa nulis kanji huhu* lalu memasukkannya ke suatu kotak khusus nengajo. Kata mbak-mbak kantor pos, nengajo nya akan sampai di tujuan sekitar tanggal 1-3 Januari 2018.

Nengajo instan di kantor pos

Waktu kami tiba kembali di asrama tanggal 1 Januari 2018 malam, nengajo dari Kakek sudah menunggu di kotak surat kami, dan ya ampun, lucu banget! Ada foto anjing beliau juga di kartunya, beliau sepertinya bikin kartunya sendiri hmm...

Nengajo dari Kakek :') Btw, nama anjingnya Juri-chan :D

Jadi pada tanggal 3 Januari 2018 kami naik kereta ke Kure lalu dijemput Kakek dan Juri-chan di stasiun :))) Kebetulan Kure ini letaknya di tepi laut dan rumah Kakek dekat dengan jembatan penyeberangan ke pulau lain (?) Di tengah perjalanan Kakek mengajak berhenti di dekat kuil untuk berdoa, memohon kesehatan dan kesejahteraan sepanjang tahun *sambil melempar koin :D*, dan foto-foto sebentar di pinggir laut. Di sana pantainya diisi batu-batu besar untuk pemecah ombak, jadi bukan pantai indah berpasir putih seperti yang biasanya *uhuk* ada di Indonesia. Oh iya, kata Kakek nengajo (instan) dari kami sudah beliau terima :D


Setiba di rumah Kakek, kami disambut oleh Nenek. Saja. Oh. Saya pikir juga ada anak dan cucu (?) beliau juga, tetapi ternyata anak-anak beliau sudah datang tanggal 1 Januari. Wah jadi beliau khusus menyiapkan semua makanan ini untuk kami? :O Ngomong-ngomong, ini semua Nenek masak sendiri lho. Waaah..


Selama kami makan Nenek bisa dibilang tidak ikut makan tetapi masih sibuk memasak. Dan benar saja, beberapa menit kemudian Nenek menambahkan hidangan sup miso (?) dengan mochi. Lalu sambil ngobrol-ngobrol, Nenek bilang bahwa anak muda jaman sekarang kurang suka makanan seperti yang dihidangkan ini, tetapi lebih suka makanan seperti yakiniku. Tiba-tiba Nenek bertanya, "Kalian suka yakiniku?" yang kami jawab "suka", dan beberapa menit kemudian Nenek menghidangkan yakiniku dengan lalapan kubis yang baru beliau masak setelah mendengar jawaban kami :v Lalu untuk penutup, Nenek menyajikan es krim dua ronde. Yaampun kenyangnyaaa...

Setelah selesai acara makan-makan *yang membutuhkan waktu total 3 jam hahaha*, Nenek menunjukkan buku resep masakan tahun baru kepada kami. Ternyata ada harapan yang terkandung di dalam semua jenis makanan yang dihidangkan di meja, yang sebagian besar intinya agar punya banyak anak *lah* hahaha. Karena kami bertiga perempuan yang sungkan (?) untuk makan banyak, akhirnya sisa makanannya dibungkus oleh Nenek untuk kami bawa pulang. Ditambah dengan coklat dan manju. Kalau kata Melati, kami kayak anak kos yang baru dapat tumpengan :')

Setelah dibagi-bagi *haha*

Kapan lagi makan kepiting di sini :') Btw ikan keringnya nggak asin kayak di Indonesia haha

Kacang merah yang difermentasi selama 3 hari. Enak banget ini :')

Manju

Selain dibungkuskan makanan banyak banget, kami juga diberi angpao astagah :') Berasa kayak jadi cucu beliau-beliau beneran kan, padahal udah umur segini masih dikasih angpao juga. Terima kasih banyak Kakek dan Nenek. Sampai jumpa lagi :)

Angpao dari Kakek Nenek

Btw, ada kisah inspiratif dari Kakek. Kakek awalnya kuliah di bidang Engineering, lalu bekerja di bidang pembangkit listrik. Bisa dibilang beliau sudah keliling dunia waktu kerja dulu. Selain Bahasa Jepang, beliau juga menguasai Bahasa Inggris dan Bahasa Spanyol *saya jadi malu berada di Jepang tapi nggak bisa Bahasa Jepang :(* Lalu beliau kuliah lagi dan mengambil bidang Education dan sekarang beliau sedang menempuh S2 di umur beliau yang sudah di atas 60 tahun. Wowowow, jadi merasa nggak pantas ngeluh kuliah berat nih hehehe :(

Kakek dan Nenek bertanya, "Kalau di Indonesia anak mudanya banyak yang menikah ya?" Duh, bukan banyak lagi, tapi kalau nggak segera nikah banyak bully-an dari berbagai pihak hahaha :') Soalnya kalau di Jepang anak-anak mudanya kebanyakan nggak mau menikah dan fokus di karir.

Lalu mereka juga bertanya, "Kalau di Indonesia biasanya istri tetap kerja ya? Karena kalau di Jepang, kalau menikah berarti perempuan harus meninggalkan karir dan fokus mengurus keluarga." :')

Selain itu mereka juga bertanya, "Kalau lapangan kerja di Indonesia apa seimbang antara laki-laki dan perempuan atau lebih memprioritaskan satu sisi?" Kami jawab, beberapa lebih memprioritaskan laki-laki sih. Terus Kakek lanjut bertanya, "Kenapa? Padahal kan perempuan lebih pintar. Saya sama Nenek, lebih pintar Nenek lho". Duh, Kakek ini bisa aja ya, soalnya pas kami semua perempuan hahaha. Tapi memang Nenek ini luar biasa. Karena beliau lulusan jurusan seni, banyak benda-benda lucu di rumah beliau yang beliau buat sendiri. Semacam beliau mengisi waktu luangnya dengan menghias rumah. Duh :')

Daaan begitulah cerita tahun baru saya. Bagaimana dengan kalian? :D

Comments

Popular posts from this blog

Sekilas Mengenai Beasiswa PMDSU

Jalan-jalan ke Kyoto dan Osaka

Belajar Ikebana (Part 1)